Cabang - Cabang KeImanan



الإيمانُ

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الإيمانُ بِضْعٌ وَسَبعُونَ أَوْ بِضعٌ وسِتُونَ شُعْبَةً: فَأفْضَلُهَا قَولُ: لا إلهَ إلا اللّٰهُ، وَأَدْنَاهَا إمَاطَةُ الأذَى عَنِ الطَّريقِ، والحياءُ شُعبَةٌ مِنَ الإيمان . (مُتَّفَقٌ عَلَيه)

Artinya :Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi bersabda: "Iman itu ada tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang, maka yang paling utama ialah ucapan La ilaha illallah, sedang yang terendah sekali ialah menyingkirkan gangguan dari jalan dan perasaan malu adalah salah satu cabang dari keimanan." (Muttafaqun 'alaih)

Penjelasan Hadits:
Seorang Mukmin yang sempurna :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ۞

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang sebenar-benarnya beriman hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka (terus percaya dengan) tidak ragu-ragu lagi, serta mereka berjuang dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah; mereka itulah orang-orang yang benar (pengakuan imannya)." (QS. Al-Hujurat ayat 15)

Faidah Hadits:
1. Iman secara bahasa berarti “tashdiq” (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah perkataan di lisan, keyakinan dalam hati, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

2. Disebutkan dalam hadits di atas bahwa cabang iman yang tertinggi ialah kalimat ‘Laa ilaha illalah’ (Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah). Kalimat tersebut adalah pokok Islam dan Iman. Kalimat tersebut merupakan rukun pertama dari Islam dan yang bisa membuat seseorang masuk Islam.

3. Sedangkan cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, yang dimaksud di sini adalah menyingkirkan setiap gangguan apa pun yang dapat membahayakan orang lain. 

4. Sedangkan meletakkan gangguan di jalanan termasuk sesuatu yang terlarang. Semisal memarkir mobil di jalan dan mengganggu kendaraan yang lalu lalang, ini termasuk meletakkan gangguan di jalan. Mengalirkan air sehingga mengganggu orang lain di jalan, ini pun termasuk yang terlarang. Begitu pula meletakkan batu sehingga mengganggu di jalan, ini pun terlarang.

5. Jika seseorang menyingkirkan gangguan atau sesuatu yang membahayakan dari jalanan, itu menunjukkan keimanannya.

6. Perasaan malu termasuk cabang dari iman, seseorang yang memiliki sifat malu, maka dirinya akan semakin mempesona dengan akhlaknya yang mulia tersebut.
Malu ada dua macam:
a. Malu yang terpuji yaitu malu yang bisa mengantarkan pada kebaikan dan mencegah dari keburukan.

b. Malu yang tercela yaitu malu yang menghalangi seseorang dari berbuat baik, menuntut ilmu dan malu bertanya dalam perkara yang belum diketahui.

7. Cabang iman sebenarnya sangat banyak, sebagaimana disebutkan dalam hadits. ada 60 atau 70 sekian cabang iman.


Referensi :

1. Al-Qur’an
2. Shahih Bukhari
3. Shahih Muslim
4. Mukhtashar Jami’ul Ulum Wal Hikam Oleh Imam Ibnu Rajab al-Hanbali
5. Kitab at-Tauhid Oleh Syaikh Fauzan al-Fauzan
6. Dan Lain-lain.

Penulis : Eko Setiawan ( Mahasantri Ma'had Aly Makkah Boyolali )
Artikel : mediamakkah.com