Diam Atau Berkata Baik


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ 

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau hendaklah ia diam.” (HR. Bukhari) 

Penjelasan Hadits : 

Perkataan anak Adam memudharatkan dirinya atau tidak memberikan manfaat bagi dirinya, kecuali dzikrullah atau menganjurkan berbuat kebajikan serta melarang perbuatan yang mungkar. 

لَّا خَيۡرَ فِي كَثِيرٖ مِّن نَّجۡوَىٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَٰحِۢ بَيۡنَ ٱلنَّاسِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا 

Artinya : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (Q.S. An-Nisa’ ayat 114) 

Yaitu tiada suatu kalimat pun yang dikatakannya, melainkan ada malaikat yang selalu mengawasinya dan mencatatnya; tiada suatu kalimat pun yang tertinggal, dan tiada suatu gerakan pun yang tidak tercatat olehnya. 

مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ 

Artinya : “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Q.S. Qaf ayat 18) 

Faidah hadits: 
  1. Diantara hal yang dapat menjaga lisan dari penyakit-penyakitnya adalah membiasakan diam kecuali untuk perkataan yang mengandung kebaikan dan manfaat. 
  2. Kewajiban untuk diam kecuali dalam perkara yang baik.
  3. Bahwa berkata yang baik seperti berdzikir kepada Allah, membaca Al Quran dan amalan-amalan baik lebih baik daripada berdiam, demikian pula berbicara dengan kebenaran seluruhnya dan mengadakan perdamaian diantara manusia, dan apa saja yang semisal dengannya, dan sesungguhnya diam yang terpuji adalah diam dari perkataan yang batil.” (Lihat kitab At Tamhid Lima Fi Al Muwaththa’ Min Al Ma’ani wa Al Asanid, 22/20) 
  4. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Tidak ada kebaikan di dalam diam dari ilmu sebagaiman tidak ada kebaikan di dalam perkataan yang batil.”(Lihat Kitab Gharaib Al Furqan wa Gharaib Al Furqan, 1/227)
  5. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: "Diam sampai engkau diminta berbicara itu jauh lebih baik daripada engkau berbicara sampai diminta untuk diam."
Sumber Referensi
  1. Al-Qur'an
  2. Shahih Bukhari
  3. Syarh Arba'in Nawawi, Oleh Syaikh Shaleh al-'Utsaimin
  4. Jami' Al-'Ulum wa Al-Hikam, Oleh Syaikh Ibnu Rajab al-Hanbali
  5. At Tamhid Lima Fi Al Muwaththa’ Min Al Ma’ani wa Al Asanid, Oleh Al-Iman Ibnu Abdil Barr al-Maliki
Ma'had Aly Makkah Boyolali, 22 Rajab 1441 H / 17 Maret 2020

Penulis : Eko Setiawan
Artikel : mediamakkah.com